Wednesday 18 April 2018

MENYIKAPI BERITA HOAX

hukum menyebarkan berita hoax dalam islam - hoax dalam perspektif islam - hadits tentang hoax - ayat alquran tentang berita bohong - menyikapi hoax dalam islam - menyikapi berita hoax dalam islam - hukum penyebar berita hoax


MASALAH

berita bohong sudah menjelma begitu menakutkan untuk masyarakat modern, bukan hanya di Indonesia, tetapi pun dunia. Beragam gagasan untuk menyusun regulasi dalam menanggulangi hal ini sudah didiskusikan secara serius oleh tidak sedikit pihak, tergolong pemerintah. Tetapi, kenapa berita bohong menjelma menjadi paling menakutkan belakangan ini?

Tidak lain sebab sekarang ialah masa dimana masing-masing manusia dapat ‘berbicara’ dalam pelbagai wujud, terutama susunan aksara lewat apa yang anda kenal dengan istilah media sosial. Meskipun sejatinya hoax tidak melulu muncul melalui media sosial, dapat juga melewati media massa.

Di ketika yang sama, kepentingan-kepentingan tertentu sudah menjadikan upaya massif menggiring opini publik lewat media sosial yang pasti saja memancing timbulnya ‘perang’ opini di media sosial. Karena begitu pentingnya masalah ini, Dahnil Anzar Simanjuntak hingga berulang kali menegaskan melewati akun twitternya @Dahnilanzar supaya kawula muda negeri ini berhenti memproduksi dan menjadi ‘tuyul’ di twitter yang menemukan nafkah dengan teknik menebar hoax, caci-maki dan stigmatisasi.

Terhadap kata “tabayyun” ini Ath-Thabari memahaminya dengan “Endap kanlah dulu hingga kalian memahami kebenarannya, tidak boleh terburu-buru menerimanya…”

Dengan demikian, anda akan selamat dari beraksi bodoh, “bijahlah” yang pasti saja dampaknya akan paling buruk dikemudian hari. Dan, laksana sekarang, berita bohong paling mengkhawatirkan kehidupan umat insan sampai pada tingkat ketenteraman dan ketertiban umum.

Jadi, dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam komunikasi verbal maupun tulisan melewati media sosial, sikap tabayyun mesti senantiasa anda utamakan, sebelum memungut kesimpulan lagipula tindakan. Dengan demikian, salah paham, bentrokan dan pertengkaran, dapat kita jauhkan dalam kehidupan, sampai-sampai rahmat Allah senantiasa melingkupi kehidupan kita.

وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِي مَا أَفَضْتُمْ فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ


“Sekiranya tidak terdapat kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada anda semua di dunia dan di akhirat, niscaya anda ditimpa azab yang besar, sebab pembicaraan anda tentang berita bohong itu.” (QS. An-Nur [24]: 14).

Kedua, menghidupkan nalar


Bernalar barangkali biasa anda dengar. Tapi apakah telah biasa dilakukan, ini barangkali yang urgen untuk pulang dihidupkan. Bernalar ialah proses beranggapan yang sistematis guna memperoleh benang merah atau pengetahuan yang dapat mempunyai sifat ilmiah dan tidak ilmiah.

Lebih jauh ditegaskan, bernalar akan menolong manusia beranggapan lurus, efisien, tepat, dan tertata untuk menemukan kebenaran dan menghindarkan kekeliruan. Dan, bernalar mengarah pada beranggapan benar, lepas dari sekian banyak  prasangka emosi dan kepercayaan seseorang, sebab penalaran mendidik insan bersikap objektif, tegas, dan berani; sebuah sikap yang diperlukan dalam segala kondisi.

Dengan demikian, menghidupkan nalar, di antaranya merupakan tahapan lanjutan dari tradisi tabayyun sebagaimana tahapan kesatu dalam kupasan ini yang lantas segala macam berita yang masuk anda validasi secara nalar dan dalam konteks doktrin Islam pasti harus merujuk pada Al-Qur’an dan Sunnah serta ulama.

Langkah sederhananya, masing-masing informasi atau berita yang masuk ditimbang baik-baik, mulai dari asal-usul, kebenaran, guna dan maslahat. Jika memang telah dapat dipercayai info tersebut benar, penting, dan bermanfaat, menyebarluaskannya tentu sebuah kebaikan. Tetapi, andai tidak, usahakan tidak mengerjakan apapun, lagipula men-share ke orang beda yang dapat jadi memunculkan kemudharatan yang tidak disangka.

Ketiga, jauhi akun anonim


Terakhir, supaya selamat dari berita bohong, abaikan akun-akun anonim di media sosial, khususnya ditwitter yang mana akun anonim punya kelaziman berkata-kata negatif secara serampangan. Hal ini barangkali terjadi sebab mereka memang memakai akun bukan asli, sampai-sampai merasa aman dari diketahui orang lain.

Sebaliknya, rujuklah akun-akun yang normal, jelas, dapat ditemui dan dipungut ilmu dan manfaatnya. Jika perlu info urgen terupdate soal apapun, rujuklah mereka yang dapat kita jamin komitmennya terhadap kebenaran dan kejujuran serta keadilan.

Dengan kata lain, ternyata pesan orang tua terdahulu supaya kita berupaya menggali teman orang-orang yang sholeh ‘wong kang sholeh kumpulono’ masih mesti menjadi perhatian, karena tidak saja diperlukan dalam interaksi di dunia nyata, tetapi pun di dunia maya.

0 comments:

Post a Comment

blog ini bersifat dofollow,bebas nitip link dan berkomentarlah yang sopan.